Blog Posts » Umum » "KUMPUL" DISAAT SEDANG HAID/MENS

"KUMPUL" DISAAT SEDANG HAID/MENS

img
Realitanya, Yahudi sangat jijik melihat istri-istri mereka ketika sedang haid, hingga mereka tidak mau menemani makan minum dan bahkan tidak mau serumah. Sedang Nasrani yang terlalu menyepelekan soal Haid, mereka tetap melakukan hubungan biologis meskipun istri-istrinya mengalami haid. Kemudian Islam datang mmbawa prinsip "keseimbangan" dari dua tradisi dengan memperknalkan segala hal kecuali dalam urusan hubungan biologis.

"Mereka bertanya kepadamu tentang Haid. Kataknlah Haid adalah kotoran. Oleh sbb itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu Haid dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci" (QS.al-Baqarah:222).

Ali as-saidi mengungkapkan bahwa alasan keharaman (larangan) hubungan biologis terdapat beberapa pendapat:

1)sebagian kalangan memahami alasanya bersifat ta'abudi (taat dengan tujuan ibadah) dan belum bisa di rasionalkan.
2)dilarang karna khawatir menimbulkan penyakit kusta, lepra dan sejenis penyakit kulit yang merontokkan rambut pada anak yang baru lahir.
3)memahami larangan itu demi antisipasi penyakit yang akan menimpa pelaku. Spt baros, judham, buduken, belang kulit atau lain-lain.

Dari realita inilah syariat memberikan peringatan diberbagai sisi, dengan tujuan menjauhkan diri dari segala dampak yang membahayakan baik di dunia atau akhirat. sehingga kita harus menempatkan porsi "AKAN BERAKIBAT KUSTA PADA ANAK"

Dan kita harus menilik sebuah hadits:
"barang siapa mengembala di sekitar bumi larangan, maka kemungkinan besar ia akan terjerumus ke dalamnya".


Sebenarny kita memahami, terutama dalam kehidupan rumah tangga tidak bisa dikesampingkan begitu saja. karna tabiat orang selalu berusaha menjauhi hal yang menjijikkan, serta cendrung mnjga diri dari segala bentuk penularan penyakit. maka menjauhi penderita kusta merupakan hal yang bisa kita fahami. apalagi suami istri tentu tidak lepas dari kebutuhan-kebutuhan biologis. Lantas apakah kita harus cuek dengan hal seperti ini?
Namun apakah dampak ini tidak boleh ditawar?

Sejak dulu Islam mengenalkan beberapa resep pengobtan altrnatif, antaranya:

a)empedu burung nasar yang dicampur dengan minyak dari biji anggur (dahn al inab) dan perbandingannya harus seimbang. kemudian dioleskan kesekujur tubuh yang terjangkit kusta selama tiga hari, insylh sembuh.


b)brutowali (alHandzal) digosokkan ke bagian tubuh yang terjangkit kusta.

c)pembekaman (Hijamah) semacam tusuk jarum atau pengeluaran darah kotor. Ada hadits menyebutkan:

"menetapilah kalian utk melakukan pembekaman (cantuk:jw) karna dapat menyembuhkan 72 penyakit",
dan disebutkan, salah satu penyakit yang dapat disembuhkan oleh pembekaman adalah kusta. Hadits ini juga menjadi pegangan kesehatan tabib-tabib zaman dulu.

d)khusus kusta kering, salah satu penanganannya yang dulu biasa dipraktekkan adalah dengan menggunakan air mawar yang dipakai sebagai lulur dalam mandi.

Akhiran!! Dalam menyelesaikan permasalahan Haid dan Kusta, kita harus arif dan bijaksana. Alangkah baiknya memperbanyak shadaqah karna terbukti mampu menolak bala' yang akan turun. Jadi sangat benar berhubungan saat haid adalah MEMBAHAYAKAN, salah besar bila menilai kusta sebagai PENYAKIT KUTUKAN, dan tidak benar KUSTA SULIT DISEMBUHKAN.

Wallohu a'lam...

Bila menarik, tag sebar copas halal, ndak usah izin.