Blog Posts » Sufi » KISAH TRAGIS SU'UL KHATIMAH, NAUDZUBILLAH
KISAH TRAGIS SU'UL KHATIMAH, NAUDZUBILLAH
Ada seorang murid Al-fudail bin iyadh mendekati kematian, kemudian Al-fudail menghampiri lalu duduk didekat muridnya, kemudian membaca surat yasin.
Si murid berkata:
"wahai guru, janganlah engkau membaca ini (surat yasin)".
Sang guru pun diam, kemudian mentalqinnya dan berkata pada muridnya:
"bacalah Laa ilaaha illallah".
Si murid menjawab:
"aku tidak mau mengucapkannya, karna aku orang yang sembuh". Dan akhirnya si murid mati dengan tanpa mengucapkan kalimat ini (laa ilaaha illallah).
Selanjutnya Al-fudail masuk ke kediamannya, kemudian beliau menangis (karna melihat kondisi muridnya) selama 40 hari tanpa keluar rumah. Didalam tidurnya, Al-fudai bermimpi melihat muridnya di giring ke neraka jahanam.
"Dengan alasan apa Allah mencopot sifat kemakrifatan darimu, sedangkan engkau adalah paling alim diantara murid-muridku?" tanya Al-fudail.
Si murid menjawab:
"(Allah telah mencopotnya) dengan tiga alasan:
1.Dengan adu domba (namimah), sunggu aku berkata pada teman-temanku berbeda dengan kataku padamu.
2.Dengan kedengkian (hasud), aku telah menghasud teman-temanku.
3.Pernah aku terkena penyakit lalu mendatangi tabib dan meminta resep kesembuhannya. Sang tabib berkata:
"minumlah ditiap tahun satu wadah khamr (minuman yang memabukkan), apabila engkau tak melakukannya maka penyakit akan tetap menetap padamu". Kemudian aku meminumnya tiap tahun.
#Naudzubillah dari kemarahan-Nya yang tak akan mampu kita menanggungnya.
-------------------------------
Kebanyakan kejadian2 yang terjadi diluar jangkauan akal manusia melakukan kesalahan adalah waktu mau meninggal. Maka berdoalah semoga kelak kita termasuk husnul khatimah, mati dalam keadaan baik. Amin
Oleh karnanya, Sahl bin abdullah berkata:
"Sifat takutnya para shiddiqin adalah su'ul khatimah (mati dalam kejelekan) di tiap-tiap angan-angannya dan gerak-geriknya".
Bahkan Sufyan at-tsauri adalah ulama yang banyak menangis dan menyesal. Dikatakan padanya;
"wahai aba abdillah! Selalulah mengharap pada rahmat Allah (roja'), karna sungguh ampunan Allah lebih besar dari dosa-dosamu".
At-tsauri berkata: "Apakah (tidak boleh) menangisi dosa-dosaku? Apabila aku tahu bila kelak mati tetap bertauhid, maka aku tidak menghiraukannya semisal dosa-dosaku sebesar gunung".
[Siratut thalibin II/306-308]
-------------------------------
Inilah kenapa banyak ulama tasawuf mengingatkan bila keadaan sakit tetap jangan memakai obat-obat yang haram, walau dalam pandangan fiqh diperbolehkan memakainya bila keadaan terpaksa (dharurat), karna dihawatirkan nanti bila meninggal dalam keadaan su'ul khatimah. Wal 'iyadzubillah, semoga kita dijauhkannya. Amin